Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024
Teruntuk Almahyra.  Ketika semua ini usai, kita akan menikah. Bumi akan menumbuhkan bunga seperti kamu, dan rahimmu akan membawa gadis paling cantik di dunia, di alam semesta.
Dear Almahyra. Don't worry, after all this time Im coming home to you. Insya Allah.
 Kemana? Kemanapun terserah. Jangan biarkan aku sendiri berlumur darah. Karena tatapanmu tajam menusuk bagai busur panah, tolong berilah harapan agar ku tak menyerah.
Mungkin aku hanya bermimpi. Mungkin kau tidak pernah ada.

Diksi Tentangmu

       Aku tak pernah sanggup bersembunyi dari bayangmu, meskipun kukenakan berbagai majas dan diksi. Tidak akan aku menoleh ke belakang, biarlah bayangmu tetap mengitari angan.     Aku mengirimkan salam pada masa lalu. Pada hari-hari yang pernah kita niatkan untuk hidup bersama, pada langkah kita yang masih seirama, dan pada canda tawa kita yang dulu pernah bergema.     Rindu ini adalah tumpukan waktu, yang terus tumbuh dan menumbuh. Seluruhnya tentangmu.     Seluruh diksi ini tidak akan ada artinya, biarlah... Kata orang semua yang ada di dunia ini adalah fana, tak berarti.     Jika suatu hari kita bertemu lagi, aku ingin sekali menatapmu dengan biasa saja, tanpa ada rasa, tanpa ada cinta...     
 Semoga kita mendapatkan yang lebih baik dari apa yang telah pergi.
 Peluklah setiap tahap kehidupan, nikmati dengan penuh penghargaan. Setiap tahapan hidup adalah waktu untuk pertumbuhan. Belajarlah menerima ketidaksempurnaan.
 Aku meminjam mantra dari Joko Pinurbo "Segalanya menjadi mudah dalam mencintaimu, dengan mudah-mudahan kamu juga mempunyai perasaan yang sama kepadaku.