Aku sungguh merindukan gemuruh suara hujan, di tengah kemarau yang tidak berujung.

Aku menatap indahnya bintang gemintang, dalam gelapnya langit yang tidak berawan, namun tak ada yang mampu menjadi pemenang, seusai bayangmu sekilas mengitari angan.

Aku biarkan fatamorgana mengekangku, dalam keindahan semu yang tak beraturan.

Dalam ruang yang suram, kedua mataku perlahan terpejam, memutar kembali setiap adegan, lusuh yang sempat kau indahkan.

Kusibukkan diriku menghitung dedaunan yang tumbuh, hingga lupa memperhatikan dedaunan yang telah gugur.

Entah malapetaka atau anugerah yang kudapatkan, aku harap ketulusan enggan ntuk meredup.

-Khairul Azhari-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyala yang Tak Pernah Padam

Tentang Luka, Cinta, dan Segalanya