Nyala yang Tak Pernah Padam

Semestaku sebelum kau datang adalah konstelasi yang sistematis, mengandung stagnasi yang konservatif. Aku tidak tahu caranya menghargai mentari yang membakar lagit hingga kemerahan. Aku tidak tau caranya mencium wangi hujan yang membasahi bumi. Aku tidak paham di mana indahnya kalimat yang termaktub di dalam larik-larik puisi.

Maka izinkanlah aku menulis untukmu, tentangmu, meski aku tidak tahu apakah tulisan ini akan sampai kepadamu, atau hanya terdampar di bentangan ufuk. Izinkanlah aku mengabadikan perjalanan kita, agar aku tidak lupa bahwa suatu ketika di antara perjumpaan dan selamat tinggal, malam pernah dipenuhi senyum, senja pernah menjadi bait puisi, hujan pernah mengantarkan kerinduan, dan mata kita pernah saling bertatapan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Luka, Cinta, dan Segalanya