Kini aku kian jauh dari teduh sapa dan masa kecil.

Aku pejamkan mata, ternyata dunia telah menua, dan aku telah dewasa.

Lalu terdengar gema nyaring suara anak-anak riang mengaji.

Tempat apa ini? fikirku. Terasa jauh sekali, dan... Apakah ada ruang untuk kembali?


Kuhela hatiku menuju medan-medan kesenangan. Ahh ternyata ini adalah tempat untuk sebuah perjuangan. 

Mungkin ini adalah tanah impian, atau mungkin tanah untuk mewujudkan banyak impian.

Di antara rincik sungai dan gemuruh laut, aku tanggalkan sebuah kenangan.

Di dalam sepi malam, kesendirian menciptakan riuh tanya di kepala.

Setiap hari begitu, saat matahari bergulung menuju ufuk, maka kesunyianpun datang dan mendekam.


Aku tak takut, dan sungguh tidak ada hal yang menakutkan. 

Tapi mungkin suatu hari,  akan ada saatnya tiba aku mengatakan "Aku ingin pulang."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyala yang Tak Pernah Padam

Tentang Luka, Cinta, dan Segalanya